Tuesday, July 13, 2021

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG


Penguatan Dolar AS Menekan Emas

Posted: 12 Jul 2021 09:54 PM PDT


 

PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit -  Harga emas turun pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta).

 

Pelemahan harga emas ini sejalan dengan penguatan dolar AS. Investor lebih berhati-hati melakukan transaksi di sela penantian keluarnya data inflasi AS yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Megutip CNBC, Selasa (13/7/2021), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD 1.804,80 per ounce pada pukul 13.50 ET.

 

Sedangkan harga emas berjangka AS lebih rendah 0,3 persen ke level USD 1.805,90 per ounce. Para investor tengah memusatkan perhatian mereka kepada laporan indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Selasa. Gubernur the Fed Jerome Powell juga dijadwalkan akan melakukan pidato mengenai kebijakan moneter di depan Kongres pada hari Rabu dan Kamis.

 

"Kami hampir berada di lingkungan ini di mana kabar baik adalah kabar buruk dan kabar buruk adalah kabar baik," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger.  Pernyataan Meger ini merujuk pada data indeks harga konsumen dan dampaknya terhadap kebijakan the Fed. Menurutnya, jika data inflasi menjadi lebih jinak, The Fed akan cenderung untuk mengurangi pembelian aset. Bestprofit

 

Hal ini seharusnya menguntungkan emas. Namun, khawatir kekhawatiran investor soal inflasi memuncak maka kemungkinan besar akan menekan harga emas. Dalam catatannya, analis JP Morgan menyarankan agar investor berhati-hati mengingat pandangan mereka tentang imbal hasil obligasi yang terus meningkat dan dolar AS yang terus menguat. JP Morgan memperkirakan harga emas rata-rata di USD 1.686 per troy ounce tahun ini.

 

Harga Emas Tembus USD 1.800 per Ounce, Mampu Terus Melambung?

Sebelumnya, harga emas mampu mengakhiri perdagangan pada pekan lalu di atas USD 1.800 per ounce. di pekan ini, harga emas diperkirakan bisa melanjutkan penguatan karena beberapa sentimen yang mendukung. Sebagian besar analis komoditas di Wall Street yang turut serta dalam survei mingguan Kitco menyatakan bahwa periode konsolidasi harga emas etelah aksi jual pada Juni kemarin akan segera berakhir.

 

Namun memang, Investor harus lebih berhati-hati karena masih ada beberapa tekanan. Sentimen yang mampu menekan harga emas antara lain Bank Sentral Eropa yang mengubah target inflasi menjadi rata-rata 2 persen dalam jangka menengah, penurunan suku bunga Bank of China, dan imbal hasil obligasi yang turun tajam. "Harga emas mampu bertahan di atas USD 1.800 per ounce, tetapi belum ada sentimen kuat untuk mendukung kenaikan harga yang lebih tinggi lagi," tutur kepala riset komoditas Commerzbank, Eugen Weinberg. dikutip dari Kitco, Senin (12/7/2021). PT Bestprofit

 

Weinberg menambahkan, harga emas mungkin harus berkonsolidasi pada level saat ini sebelum kembali melanjutkan bullish atau penguatan. "Saya pikir ini hanya masalah waktu sebelum harga emas mulai bergerak lebih tinggi. Saya pikir kita bisa melihat emas bergerak tersenggol sentimen Bank Sentral Eropa. Saya hanya tidak tahu kapan itu akan terjadi," katanya. Minggu ini 16 analis Wall Street berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Sebanyak 12 analis atau 75 persen memperkirakan harga emas naik.

 

Analis yang menyatakan bearish dan netral masing-masing mengumpulkan dua suara atau 12,5 persen. Sementara itu, 902 suara diberikan dalam jajak pendapat Main Street online. Dari jumlah tersebut, 550 responden atau 61 persen memperkirakan emas akan naik minggu depan. Sedangkan 178 lainnya atau 20 persen mengatakan lebih rendah. Di luar itu 174 pemilih atau 19 persen netral.

 

Pendapat Analis

Kepala analis Saxo Bank Ole Hansen mengatakan, pada pekan ini harga emas masih akan bullish. Namun tetap perlu diwaspadai karena banyak investor yang mulai mengambil liburan musim panas. "Meskipun kinerja semua pasar emas lesu, saya masih berpikir harga bisa naik lebih tinggi. Ada cukup alasan untuk percaya bahwa risiko condong ke sisi atas untuk emas," katanya. Hansen mengatakan meskipun dia yakin harga emas akan bullish tetapi dirinya tidak akan membeli secara agresif. PT Best Profit

 

Analis ABC Bullion Nicholas Frappell mengatakan, harga emas bisa menyentuh USD 1.820 per ounce selama harga tetap di atas support USD 1.790 per ounce. "Harga emas masih dalam fase konsolidasi setelah penurunan baru-baru ini. Tetapi mulai diperdagangkan secara konstruktif, menunjukkan pemulihan," katanya. Berbeda, Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex Marc Chandler mengatakan, harga emas bakal bearish di pekan ini karena imbal hasil obligasi tampaknya terlalu berlebihan di sisi negatif.

 

Sumber

liputan6.com

 

lowonganlowongan kerjalowongan kerja bandungloker bandung

best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf

pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures

 

PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG

Monday, July 12, 2021

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG


Emas Tembus USD 1.800 per Ounce

Posted: 11 Jul 2021 08:45 PM PDT


 

PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit -  Harga emas mampu mengakhiri perdagangan pada pekan lalu di atas USD 1.800 per ounce.

 

di pekan ini, harga emas diperkirakan bisa melanjutkan penguatan karena beberapa sentimen yang mendukung.  Sebagian besar analis komoditas di Wall Street yang turut serta dalam survei mingguan Kitco menyatakan bahwa periode konsolidasi harga emas etelah aksi jual pada Juni kemarin akan segera berakhir.

 

Namun memang, Investor harus lebih berhati-hati karena masih ada beberapa tekanan. Sentimen yang mampu menekan harga emas antara lain Bank Sentral Eropa yang mengubah target inflasi menjadi rata-rata 2 persen dalam jangka menengah, penurunan suku bunga Bank of China, dan imbal hasil obligasi yang turun tajam.

 

"Harga emas mampu bertahan di atas USD 1.800 per ounce, tetapi belum ada sentimen kuat untuk mendukung kenaikan harga yang lebih tinggi lagi," tutur kepala riset komoditas Commerzbank, Eugen Weinberg. dikutip dari Kitco, Senin (12/7/2021). Best Profit

 

Weinberg menambahkan, harga emas mungkin harus berkonsolidasi pada level saat ini sebelum kembali melanjutkan bullish atau penguatan. "Saya pikir ini hanya masalah waktu sebelum harga emas mulai bergerak lebih tinggi. Saya pikir kita bisa melihat emas bergerak tersenggol sentimen Bank Sentral Eropa. Saya hanya tidak tahu kapan itu akan terjadi," katanya.

 

Minggu ini 16 analis Wall Street berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Sebanyak 12 analis atau 75 persen memperkirakan harga emas naik. Analis yang menyatakan bearish dan netral masing-masing mengumpulkan dua suara atau 12,5 persen.

 

Sementara itu, 902 suara diberikan dalam jajak pendapat Main Street online. Dari jumlah tersebut, 550 responden atau 61 persen memperkirakan emas akan naik minggu depan. Sedangkan 178 lainnya atau 20 persen mengatakan lebih rendah. Di luar itu 174 pemilih atau 19 persen netral. Bestprofit

 

Pendapat Analis

Kepala analis Saxo Bank Ole Hansen mengatakan, pada pekan ini harga emas masih akan bullish. Namun tetap perlu diwaspadai karena banyak investor yang mulai mengambil liburan musim panas.

 

"Meskipun kinerja semua pasar emas lesu, saya masih berpikir harga bisa naik lebih tinggi. Ada cukup alasan untuk percaya bahwa risiko condong ke sisi atas untuk emas," katanya. Hansen mengatakan meskipun dia yakin harga emas akan bullish tetapi dirinya tidak akan membeli secara agresif.

 

Analis ABC Bullion Nicholas Frappell mengatakan, harga emas bisa menyentuh USD 1.820 per ounce selama harga tetap di atas support USD 1.790 per ounce. "Harga emas masih dalam fase konsolidasi setelah penurunan baru-baru ini. Tetapi mulai diperdagangkan secara konstruktif, menunjukkan pemulihan," katanya. PT Best Profit

 

Berbeda, Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex Marc Chandler mengatakan, harga emas bakal bearish di pekan ini karena imbal hasil obligasi tampaknya terlalu berlebihan di sisi negatif.

 

Sumber

liputan6.com

 

lowonganlowongan kerjalowongan kerja bandungloker bandung

best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf

pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures

 

PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG

Friday, July 9, 2021

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG


Emas Turun Dipicu Imbal Treasury AS

Posted: 08 Jul 2021 11:33 PM PDT


 

PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit -  Harga emas dunia pada hari ini turun dpicu imbal hasil Treasury AS yang naik tipis dari posisi terendahnya.

 

Di sisi lain, Wall Street menutup beberapa kerugian. Namun Dolar yang melemah dan kekhawatiran atas pemulihan pasar tenaga kerja AS mendorong harga emas  masih mendekati posisi puncak dalam 3 pekan.

 

Melansir laman CNBC, Jumat (9/7/2021), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD 1.799,18 per ounce. Harga emas berjangka AS menetap 0,1 persen lebih rendah menjadi USD 1.800,20.

 

Indeks dolar turun 0,3 persen dan imbal hasil Treasury AS 10-tahun mendekam di dekat palung lebih dari empat bulan, mendorong emas menuju posisi puncaknya sejak 17 Juni di USD 1.818,10 pada awal sesi. Imbal hasil yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan.

 

"Tetapi sejak itu, imbal hasil naik lebih tinggi dari posisi terendah dan kerugian saham telah berkuran, ini membebani emas," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago.

 

Tetapi emas harus tetap didukung sebagai aset safe-haven, terutama mengingat kekhawatiran atas pemulihan pasar tenaga kerja AS dan varian virus corona Delta, Streible menambahkan.

 

Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, mengatakan laporan kondisi ekonomi baru-baru ini menunjukkan kemajuan substansial perlu dibuat agar The Fed menaikkan suku bunga, dan itu mendukung harga emas.

 

Harga Logam Lainnya

Risalah Federal Reserve AS dari pertemuan 15-16 Juni menunjukkan "berbagai peserta" merasa kondisi untuk mengurangi pembelian aset bank sentral akan "dipenuhi agak lebih awal dari yang mereka perkirakan."

 

Langkah hawkish The Fed yang mengejutkan pada bulan Juni membuat emas terhuyung-huyung 7 persen. Di tempat lain, platinum turun 0,8 persen menjadi USD 1.076,71 dan paladium turun 1,6 persen menjadi USD 2.806,95 per ounce.

 

BofA Global Research memperkirakan permintaan platinum akan meningkat seiring peningkatan substitusi dari peran paladium dan platinum dalam ekonomi hidrogen. "Kami melihat kenaikan lebih lanjut dari sini, terutama ketika gangguan baru-baru ini di industri otomotif mereda," katanya dalam sebuah catatan.

 

Adapun harga perak turun 0,8 persen menjadi USD 25,92 ounce.

 

Sumber

liputan6.com

 

lowonganlowongan kerjalowongan kerja bandungloker bandung

best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf

pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures

 

PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG

Thursday, July 8, 2021

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG


Emas Tembus USD 1.800 per Ounce

Posted: 07 Jul 2021 09:20 PM PDT


 

PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit -  Harga emas menguat di atas USD 1.800 per ounce pada perdagangan Rabu.

 

Hal ini karena imbal hasil Treasury AS menurun setelah risalah dari pertemuan Bank Sentra Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) Juni menunjukkan para pejabat merasa tujuan 'kemajuan substansial' pada pemulihan ekonomi belum terpenuhi.

 

Dikutip dari CNBC, Kamis (8/7/2021), harga emas di pasar spot memperpanjang kenaikan sedikit setelah rilis risalah dan naik 0,4 persen menjadi USD 1.804,16 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 17 Juni di USD 1.814,78 pada perdagangan Selasa. Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 0,4 persen lebih tinggi ke level USD 1.802,10 per ounce. 

 

Harga emas memperpanjang kenaikan di atas USD 1.800.  "Ini karena risalah secara luas sejalan dengan ekspektasi pasar, daripada menghadirkan kejutan hawkish tambahan," kata Suki Cooper, Seorang Analis di Standard Chartered. Sementara itu, benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun mencapai level terendah dalam lebih dari empat bulan. Bestprofit

  

Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan tanpa bunga. "Meningkatnya ketidakpastian seputar kebijakan moneter, inflasi, dan meningkatnya risiko volatilitas pasar ekuitas akan mendukung permintaan emas safe-haven," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

 

"Bank sentral telah meningkatkan pembelian emas dalam beberapa bulan terakhir, mengimbangi beberapa kerugian permintaan fisik pada Q2 2021," lanjut analis ANZ. Selain harga emas, harga perak stabil di sekitar USD 26,14 per ounce. Kemudian, platinum turun 0,5 persen menjadi USD 1.086,32, sementara paladium naik 2,6 persen menjadi USD 2.865,27.

 

Harga Emas Naik Dipengaruhi Imbal Hasil Obligasi AS Turun

Sebelumnya, harga emas naik pada hari Selasa, memantul di atas level kunci USD 1.800. Ini didukung oleh turunnya imbal hasil obligasi AS. Sementara investor mengamati risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve untuk mengukur lintasan suku bunga. PT Bestprofit

 

Dikutip dari CNBC, Rabu (7/7/2021), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.794,37 per ons pada 14:13. ET, setelah melompat ke level tertinggi sejak 17 Juni di USD 1,814,78. Harga emas berjangka AS naik 0,6 persen pada USD 1.794,2.

 

Patokan imbal hasil Treasury AS mencapai titik terendah hampir dua minggu, meningkatkan daya pikat emas karena cenderung menurunkan biaya peluang emas. "Apa yang kami lihat dalam beberapa hari terakhir adalah bank sentral menolak gagasan menaikkan suku bunga sebelum waktunya," kata Fawad Razaqzada, analis ThinkMarkets.

 

"Investor menyadari bahwa kebijakan moneter secara historis akan tetap sangat longgar dan itulah salah satu alasan mengapa kami melihat imbal hasil obligasi turun, yang membantu menstabilkan harga emas setelah jatuh tajam pada Juni," kata Razaqzada. PT Best Profit

 

Fokus ada pada risalah dari pertemuan terbaru Fed, yang dijadwalkan pada hari Rabu, setelah kemiringan hawkish dari bank sentral AS bulan lalu, di mana pembuat kebijakan memproyeksikan dimulainya kenaikan suku bunga pada tahun 2023, mendorong harga emas mundur di bawah USD 1.800.

 

Sumber

liputan6.com

 

lowonganlowongan kerjalowongan kerja bandungloker bandung

best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf

pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures

 

PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG

Wednesday, July 7, 2021

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG


Emas Naik Dipengaruhi Imbal Hasil Obligasi

Posted: 06 Jul 2021 10:02 PM PDT


 

PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit -  Harga emas turun tipis pada penutupan perdagangan hari Senin (Selasa pagi waktu Jakarta), setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam dua minggu.

 

Pendorong penurunan harga emas ini karena kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Sementara investor menunggu data-data ekonomi AS yang akan menjadi petunjuk rencana kebijakan moneter Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed). Mengutip CNBC, Selasa (6/7/2021), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.785,41 per ounce pada 00.37 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 18 Juni di USD 1.794,86 per ounce pada perdagangan Jumat.

 

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,1 persen menjadi USD 1.785,20 per ounce. Nilai tukar dolar AS naik 0,1 persen terhadap para pesaingnya, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Perusahaan AS mempekerjakan pegawai paling banyak dalam 10 bulan pada bulan Juni, menaikkan upah dan menawarkan insentif untuk menarik jutaan orang AS yang menganggur.

 

Laporan ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan ini memperkuat fokus investor pada data ekonomi dan langkah the Fed selanjutnya. Pasar mendukung bukti lebih lanjut dari pemulihan ekonomi yang kuat di tengah kekhawatiran atas inflasi. Best Profit

 

Data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS menunjukkan, ppekulan mengurangi posisi beli bersih mereka di emas COMEX dalam pekan yang berakhir 29 Juni dan menaikkan posisi beli bersih mereka di perak. Emas di India pekan lalu dijual dengan harga premium untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua bulan karena permintaan meningkat setelah pembatasan untuk memerangi gelombang kedua virus Covid-19 sedikit dilonggarkan.

 

Harga Emas Berpotensi Tembus USD 1.800 Pekan Ini, Berikut Analisanya

Sebelumnya, harga emas berpeluang reli signifikan di atas level USD 1.800 per ounce pada pekan ini, setelah rilis hasil rapat kebijakan moneter Juni Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Salah satu peristiwa besar yang harus diperhatikan pada pekan ini adalah hasil rapat kebijakan moneter The Fed.

 

Pertemuan yang berlangsung pada pertengahan Juni itu disebut memicu aksi jual emas yang signifikan. Pelaku pasar akan memantau dengan cermat apakah komentar hawkish yang dibuat oleh beberapa anggota The Fed selama beberapa pekan terakhir sesuai dengan catatan dari hasil rapat. Bestprofit

 

"Hasil rapat FOMC (Federal Open Market Committee) menarik jika bertentangan dengan apa yang kita dengar dari The Fed sejauh ini, khususnya dar beberapa anggotanya yang lebih hawkish," kata pakar logam mulia Gainesville Coins, Everett Millman, dikutip dari Kitco pada Senin (5/7/2021).

 

Harga emas mengakhiri pekan lalu dengan catatan kuat. Hal ini karena harga emas sekali lagi mencoba menembus level USD 1.800 per ounce menyusul laporan ketenagakerjaan AS yang beragam. Kepala Strategi Global TD Securities, Bart Melek, mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada dorongan kuat bagi The Fed untuk mengetatkan kebijakan moneter.

 

"Kita mendapatkan 850 ribu pekerjaan baru yang ditambahkan ke ekonomi pada Juni, tapi tingkat pengangguran naik menjadi 5,9 persen. Tingkat partisipasi juga masih rendah, yang artinya tidak ada dorongan khusus bagi Fed mengetatkan kebijakan moneter dalam waktu dekat. Dan itu bagus untuk emas," kata Melek. PT Best Profit

 

Selain itu, katanya, pertumbuhan upah AS juga melambat dan itu menyiratkan bahwa inflasi kemungkinan bersifat sementara. Sehingga tidak ada alasan besar bagi The Fed untuk mulai menaikkan suku bunga. Kendati demikian, menurut Melek, masih belum jelas apakah ada momentum yang cukup untuk mendorong harga emas jauh lebih tinggi pada pekan depan. Namun, Melek memperkirakan harganya bisa kembali ke level USD 1.900 per ounce dalam enam bulan ke depan.

 

Pendorong Lain

Pendorong lain yang harus diperhatikan adalah pergerakan harga minyak. Millman menilai bahwa kenaikan harga tambahan pada akhirnya akan menguntungkan ems. Harga minyak yang lebih tinggi mendorong inflasi, dan itu hal yang positif untuk emas. Analis lain mencatat bahwa ini adalah waktu yang frustasi bagi emas untuk bullish.

 

"Satu langkah maju dan dua langkah mundur. Emas tidak bisa menahan USD 1.800, dan turun ke posisi terendah pertengahan April di sekitar USD 1.760. Sekarang kita muncul kembali pada data pengangguran. Semuanya berteriak inflasi, tapi masalahnya adalah reli dolar AS," kata Co-Director Walsh Trading, Sean Lusk.

 

Lusk sendiri optimistis untuk periode Juli, karena musiman emas akan kembali. "Kita akan kembali ke pola beli emas tradisional pada pertengahan Juli. Ada bias beli, siklus perdagangan kembali masuk ke pasar," jelasnya. Jika harga emas bisa di atas USD 1.800 pada pekan ini, maka akan membuka pintu untuk reli emas lainnya.

 

"Jika mendekati di atasnya, emas bisa naik jauh lebih tinggi dan bahkan mencapai level tertinggi baru," kata broker komoditas senior RJO Futures, Daniel Pavilonis.

 

Sumber

liputan6.com

 

lowonganlowongan kerjalowongan kerja bandungloker bandung

best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf

pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures

 

PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG

Tuesday, July 6, 2021

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG


Penguatan Dolar AS, Emas Tertekan

Posted: 05 Jul 2021 09:26 PM PDT


 

PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit -  Harga emas turun tipis pada penutupan perdagangan hari Senin (Selasa pagi waktu Jakarta), setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam dua minggu.

 

Pendorong penurunan harga emas ini karena kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Sementara investor menunggu data-data ekonomi AS yang akan menjadi petunjuk rencana kebijakan moneter Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed). Mengutip CNBC, Selasa (6/7/2021), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.785,41 per ounce pada 00.37 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 18 Juni di USD 1.794,86 per ounce pada perdagangan Jumat.

 

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,1 persen menjadi USD 1.785,20 per ounce. Nilai tukar dolar AS naik 0,1 persen terhadap para pesaingnya, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Perusahaan AS mempekerjakan pegawai paling banyak dalam 10 bulan pada bulan Juni, menaikkan upah dan menawarkan insentif untuk menarik jutaan orang AS yang menganggur. 

 

Laporan ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan ini memperkuat fokus investor pada data ekonomi dan langkah the Fed selanjutnya. Pasar mendukung bukti lebih lanjut dari pemulihan ekonomi yang kuat di tengah kekhawatiran atas inflasi. PT Bestprofit

 

Data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS menunjukkan, ppekulan mengurangi posisi beli bersih mereka di emas COMEX dalam pekan yang berakhir 29 Juni dan menaikkan posisi beli bersih mereka di perak.

 

Emas di India pekan lalu dijual dengan harga premium untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua bulan karena permintaan meningkat setelah pembatasan untuk memerangi gelombang kedua virus Covid-19 sedikit dilonggarkan.

 

Harga Emas Berpotensi Tembus USD 1.800 Pekan Ini, Berikut Analisanya

Sebelumnya, harga emas berpeluang reli signifikan di atas level USD 1.800 per ounce pada pekan ini, setelah rilis hasil rapat kebijakan moneter Juni Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Salah satu peristiwa besar yang harus diperhatikan pada pekan ini adalah hasil rapat kebijakan moneter The Fed. Best Profit

 

Pertemuan yang berlangsung pada pertengahan Juni itu disebut memicu aksi jual emas yang signifikan. Pelaku pasar akan memantau dengan cermat apakah komentar hawkish yang dibuat oleh beberapa anggota The Fed selama beberapa pekan terakhir sesuai dengan catatan dari hasil rapat.

 

"Hasil rapat FOMC (Federal Open Market Committee) menarik jika bertentangan dengan apa yang kita dengar dari The Fed sejauh ini, khususnya dar beberapa anggotanya yang lebih hawkish," kata pakar logam mulia Gainesville Coins, Everett Millman, dikutip dari Kitco pada Senin (5/7/2021).

 

Harga emas mengakhiri pekan lalu dengan catatan kuat. Hal ini karena harga emas sekali lagi mencoba menembus level USD 1.800 per ounce menyusul laporan ketenagakerjaan AS yang beragam. Kepala Strategi Global TD Securities, Bart Melek, mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada dorongan kuat bagi The Fed untuk mengetatkan kebijakan moneter. PT Best Profit

 

"Kita mendapatkan 850 ribu pekerjaan baru yang ditambahkan ke ekonomi pada Juni, tapi tingkat pengangguran naik menjadi 5,9 persen. Tingkat partisipasi juga masih rendah, yang artinya tidak ada dorongan khusus bagi Fed mengetatkan kebijakan moneter dalam waktu dekat. Dan itu bagus untuk emas," kata Melek.

 

Selain itu, katanya, pertumbuhan upah AS juga melambat dan itu menyiratkan bahwa inflasi kemungkinan bersifat sementara. Sehingga tidak ada alasan besar bagi The Fed untuk mulai menaikkan suku bunga.

 

Kendati demikian, menurut Melek, masih belum jelas apakah ada momentum yang cukup untuk mendorong harga emas jauh lebih tinggi pada pekan depan. Namun, Melek memperkirakan harganya bisa kembali ke level USD 1.900 per ounce dalam enam bulan ke depan.

 

Pendorong Lain

Pendorong lain yang harus diperhatikan adalah pergerakan harga minyak. Millman menilai bahwa kenaikan harga tambahan pada akhirnya akan menguntungkan ems. Harga minyak yang lebih tinggi mendorong inflasi, dan itu hal yang positif untuk emas. Analis lain mencatat bahwa ini adalah waktu yang frustasi bagi emas untuk bullish.

 

"Satu langkah maju dan dua langkah mundur. Emas tidak bisa menahan USD 1.800, dan turun ke posisi terendah pertengahan April di sekitar USD 1.760. Sekarang kita muncul kembali pada data pengangguran. Semuanya berteriak inflasi, tapi masalahnya adalah reli dolar AS," kata Co-Director Walsh Trading, Sean Lusk.

 

Lusk sendiri optimistis untuk periode Juli, karena musiman emas akan kembali. "Kita akan kembali ke pola beli emas tradisional pada pertengahan Juli. Ada bias beli, siklus perdagangan kembali masuk ke pasar," jelasnya. Jika harga emas bisa di atas USD 1.800 pada pekan ini, maka akan membuka pintu untuk reli emas lainnya.

 

"Jika mendekati di atasnya, emas bisa naik jauh lebih tinggi dan bahkan mencapai level tertinggi baru," kata broker komoditas senior RJO Futures, Daniel Pavilonis.

 

Sumber

liputan6.com

 

lowonganlowongan kerjalowongan kerja bandungloker bandung

best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf

pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures

 

PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG

Monday, July 5, 2021

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG

PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG


Emas Berpotensi Tembus USD 1.800

Posted: 04 Jul 2021 11:33 PM PDT


 

PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit -  Harga emas berpeluang reli signifikan di atas level USD 1.800 per ounce pada pekan ini, setelah rilis hasil rapat kebijakan moneter Juni Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

 

Salah satu peristiwa besar yang harus diperhatikan pada pekan ini adalah hasil rapat kebijakan moneter The Fed. Pertemuan yang berlangsung pada pertengahan Juni itu disebut memicu aksi jual emas yang signifikan.

 

Pelaku pasar akan memantau dengan cermat apakah komentar hawkish yang dibuat oleh beberapa anggota The Fed selama beberapa pekan terakhir sesuai dengan catatan dari hasil rapat.

 

"Hasil rapat FOMC (Federal Open Market Committee) menarik jika bertentangan dengan apa yang kita dengar dari The Fed sejauh ini, khususnya dar beberapa anggotanya yang lebih hawkish," kata pakar logam mulia Gainesville Coins, Everett Millman, dikutip dari Kitco pada Senin (5/7/2021).

 

Harga emas mengakhiri pekan lalu dengan catatan kuat. Hal ini karena harga emas sekali lagi mencoba menembus level USD 1.800 per ounce menyusul laporan ketenagakerjaan AS yang beragam. Kepala Strategi Global TD Securities, Bart Melek, mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada dorongan kuat bagi The Fed untuk mengetatkan kebijakan moneter.

 

"Kita mendapatkan 850 ribu pekerjaan baru yang ditambahkan ke ekonomi pada Juni, tapi tingkat pengangguran naik menjadi 5,9 persen. Tingkat partisipasi juga masih rendah, yang artinya tidak ada dorongan khusus bagi Fed mengetatkan kebijakan moneter dalam waktu dekat. Dan itu bagus untuk emas," kata Melek.

 

Selain itu, katanya, pertumbuhan upah AS juga melambat dan itu menyiratkan bahwa inflasi kemungkinan bersifat sementara. Sehingga tidak ada alasan besar bagi The Fed untuk mulai menaikkan suku bunga.

 

Kendati demikian, menurut Melek, masih belum jelas apakah ada momentum yang cukup untuk mendorong harga emas jauh lebih tinggi pada pekan depan. Namun, Melek memperkirakan harganya bisa kembali ke level USD 1.900 per ounce dalam enam bulan ke depan.

 

Pendorong Lain

Pendorong lain yang harus diperhatikan adalah pergerakan harga minyak. Millman menilai bahwa kenaikan harga tambahan pada akhirnya akan menguntungkan ems. Harga minyak yang lebih tinggi mendorong inflasi, dan itu hal yang positif untuk emas. Analis lain mencatat bahwa ini adalah waktu yang frustasi bagi emas untuk bullish.

 

"Satu langkah maju dan dua langkah mundur. Emas tidak bisa menahan USD 1.800, dan turun ke posisi terendah pertengahan April di sekitar USD 1.760. Sekarang kita muncul kembali pada data pengangguran. Semuanya berteriak inflasi, tapi masalahnya adalah reli dolar AS," kata Co-Director Walsh Trading, Sean Lusk.

 

Lusk sendiri optimistis untuk periode Juli, karena musiman emas akan kembali. "Kita akan kembali ke pola beli emas tradisional pada pertengahan Juli. Ada bias beli, siklus perdagangan kembali masuk ke pasar," jelasnya.

 

Jika harga emas bisa di atas USD 1.800 pada pekan ini, maka akan membuka pintu untuk reli emas lainnya. "Jika mendekati di atasnya, emas bisa naik jauh lebih tinggi dan bahkan mencapai level tertinggi baru," kata broker komoditas senior RJO Futures, Daniel Pavilonis.

 

Sumber

liputan6.com

 

lowonganlowongan kerjalowongan kerja bandungloker bandung

best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf

pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures

 

PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG